Kota Tasikmalaya, BEREDUKASI.Com – Utan (63) seorang purnabakti guru warga Kampung Nyantong, Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menggeluti Bisnis Pertanian.
Kecintaannya terjun ke dunia tanam menanam sejak dirinya masih aktif menjadi tenaga pengajar.
Saat itu Utan mengajar di salasatu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Wilayah Kabupaten Garut.
Dari pengakuannya yang mewanti wanti jangan menyebut nama lembaga sekolah, Utan memanfaatkan lahan pekarangan sekolah untuk bercocok tanam.
Dari mencoba memanfaatkan pekarangan sekolah, Utan mulai merasakan keuntungan dari buah tangannya itu sendiri.
Pohon yang di tanam adalah jenis sayuran tomat, bawang daun, seledri hingga pohon besar seperti pohon pisang, pohon gedang dan yang lainnya.
Diakuinya, dari hasil cocok tanam tersebut selain bisa membantu keperluan masak sehari hari. Juga memberikan bantuan, baik bagi para Guru atau warga di sekitar sekolah yang memerlukannya.
Menambah penghasilan.
Sejak itulah Utan memperdalam ilmu bercocok tanam, terutama jenis sayur sayuran.
Purnabakti taun 2019 lalu, Utan tidak menyia-nyiakan waktu. Dirinya mulai ngotak ngatik buku buku terkait tekhnik bercocok tanam.
Tidak sampai di situ pengalaman saat masih aktif menjadi Guru dan menanam berbagai tanaman, diprakteknya sendiri.
Bahkan dirinya harus bulak balik ke para Petani Sayur, untuk meminta saran serta pengalamannya sebagai panduan memulainya.
Dari situlah Utan melakukan pencarian lahan untuk ditanami.
Mengandalkan informasi dari mulut ke mulut, Utan mendapatkan lahan kosong untuk di sewa.
‘Awalnya saya menanam sayuran Mentimun. Kemudian ada lagi lahan yang akan disewakan dan ditanami buah pepaya,’ tuturnya saat di temui di lahan yang ditanami mentimun Jl. Cibogor, Cisalak, Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu 11 September 2021.
Diakuinya, jika mengandalkan uang Pensiun yang jumlahnya hanya cukup. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tidak bisa untuk menabung.
Kini dari hasil bercocok tanam, Utan bisa menghidupi seorang isteri dan dua anaknya.
“Alhamdulillah anak saya sudah di Wisuda menjadi Sarjana. Dan keduanya sudah bekerja,” tuturnya lagi.
Selebihnya, akunya lagi, bisa menyimpan uang untuk menabung.
Dalam melakukan kegiatan bertani, Utan dibantu dua orang rekannya. Kedua orang tersebut adalah penduduk yang ada di sekitar lahan yang ditanami.
“Saya di bantu oleh warga terutama masa panen,” katanya.
Sementara upah yang diberikan kepada kedua orang yang membantunya, ditentukan dari hasil panen.
“Jadi tak tentu upah yang didapat mereka. Kadang jumlahnya lumayan. Dan tak perlu saya sebutkan,” cetusnya sambil tersenyum. (Ombik).