Gianjar, BEREDUKASI.Com — INI yang pertama diungkapkan, oleh seorang perempuan asal Bali. “Makna hidup bagi saya adalah sesuatu yang tidak boleh saya sia-siakan dengan melewatkan kesempatan yang ada untuk menjadi lebih baik,” ungkap gadis cantik kelahiran Denpasar, 2 Februari 1996 ini.
Shelviani Candra atau yang biasa dipanggil Via, merupakan mahasiswi semester 8 di Program Study Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Udayana.
Via juga sempat menjadi Runner Up I “Jegeg Gianyar 2017” yang merupakan Duta Wisata Tingkat Kabupaten. Dan di awal tahun 2018 ini, dipercaya menjadi Runner Up I “Puteri Indonesia” dari Bali.
“Bagi saya, kalau terlalu susah untuk menjadi lebih baik dari orang lain, setidaknya saya bisa menjadi yang terbaik bagi diri saya sendiri. “Be the better me,” lah….” kata Via dengan senyum manisnya.
Mengenai prestasi sendiri Via menerangkan, bahwa hal itu tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Terutama keluarga dan sahabat. Dukungan yang tidak ada hentinya dan dukungan moril serta materil yang mereka berikan. Membuat Via bisa berkarya dan melakukan hal-hal yang positif sampai sekarang.
“Sebenarnya saya bukan orang yang memiliki rasa percaya diri (PD). Malah dulu itu, justru suka merasa minder untuk melakukan sesuatu. Namun semakin kesini, ya… itu, justru dengan mencoba sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan. Dan saya selalu berusaha, kemudian berhasil dan saya belajar untuk menghargai diri saya sendiri,” terangnya dengan nada penuh rasa optimis.
Via selalu merasa diri rendah. Dan sering membandingkan dengan orang lain. Seringkali dirinya membuat tidak berkembang, karena terlalu sering memikirkan hasilnya, namun tidak pernah bertindak.
“Akan lebih baik jika kita memotivasi diri sendiri untuk menjadi yang terbaik, sesuai dengan diri kita sendiri. Kita tidak akan tahu diri kita bisa, menjadi sangat luar biasa. Seandainya tidak pernah keluar dari zona tidak nyaman,” ujar Via memberikan alibinya.
Gadis cantik ini mengaku, bahwa bisa kuat dan bertahan dalam menghadapi segala macam hal karena keluarga. Perjuangannya selama ini juga, merupakan cara sebagai pembuktian. Bahwa kedua orangtuanya berhasil mendidik menjadi manusia yang bisa berkarya dan bermanfaat.
“Meskipun saya pernah menjadi anak “broken home”. Tapi tetap belajar untuk bisa memaafkan keadaan, juga berdamai dengan diri sendiri,” tandasnya.
Lalu apasih rencana Via kedepan…?
“Cita-cita saya sebenarnya menjadi Pramugari setelah lulus SMA. Namun karena satu dan lain hal, saat ini saya tengah berkuliah terlebih dahulu. Namun jika tidak, saya ingin berkarier di dunia “broadcasting”, sesuai dengan bidang kuliah yang saat ini ditekuni,” jawabnya.
Tokoh yang menjadi idola, Via mengaku jika dirinya mengagumi Basuki Tjahaja Purnama. Karena miliki sikap tegas dan “gak neko-neko”. Dengan latar belakang di dunia politik dan pembawaanya yang menurut Via pas.
“Kalau di Bali saya juga mengifolakan salaseorang Sutradara yaitu Erick Est. Erick itu bukan hanya sebatas seniman, tetapi juga aktifis. Disamping itu, karakternya menarik dan prinsip hidupnya sangat kuat,” ucap sulung dari 3 bersaudara ini.
Pemilik dari motto hidup, “If You Can’t do Good, Don’t do Bad”. Dan mengaku bahwa dirinya, senang menonton film. Karena baginya dengan menonton film, bisa mengetahui banyak hal baru yang menyenangkan.
“Ya…semoga saya bisa berproses dari waktu ke waktu. Dan menjadi yang terbaik bagi diri saya,” pungkasnya hangat mengakhiri obrolan dengan BEREDUKASI.Com. (Tiwi Kasavela)