By 
Tasikmalaya, BEREDUKASI.Com — DAMPAK kemarau panjang, sejumlah wilayah di Priangan Timur mengalami krisis air. Tak terkecuali area pesawahan, kolam dan aliran sungai kering.
Bahkan kebutuhan air bersih juga sulit. Hal ini dirasakan warga Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Seperti dua perkampungan yakni Kampung Tamansari dan Kampung Babakan, mengalami krisis air. Ke-Dua warga kampung tersebut, terpaksa mencari sumber mata air sejauh 2 Km.
“Kami harus mencari sumber air ke dekat Situ Cibereum. Kendati kondisi Situ (Danau) terancam kering,” ungkap Ketua RT 03, Utis.
Sementara untuk mengatasi wabah kekeringan lebih parah, para tokoh masyarakat, ulama serta aparat terkait. Menggagas gelar shalat Istisqo di area pesawahan. Dan bertempat di dekat Kantor Kecamatan Tamansari.
“Shalat Istisqo ini digelar untuk memohon kepada Allah SWT Agar musim kemarau panjang ini, diakhiri dengan diturunkan hujan,” ungkap Sesepuh masyarakat Kampung Babakan yang juga Ketua Dewan Keamanan Masjid Al Abror, Ustadz Ecep, Jumat (27/9/19).
Disisi lain saat BEREDUKASI.Com, berniat untuk konfirmasi terkait seruan Shalat Istisqo. Kepada aparat Kecamatan dan Kelurahan, tidak ada di tempat.
“Shalat Istisqo ini diikuti seluruh warga di Kelurahan Tamanjaya,” ungkap Ketua DKM Masjid Al Abror.
Mengingat, hingga saat ini setiap kali musim kemarau tiba. Wilayah Kecamatan Tamansari, dipastikan kekurangan air.
Hal itu dibenarkan Andi dan Ajid warga Babakan. Menurut mereka, untuk memenuhi kebutuhan air selama musim kemarau. Kadang meminta belas kasih pada tetangga yang sumurnya masih tersedia air.
“Saya tiap pagi sebelum buka jongko, harus ambil air menggunakan motor ke Gobras,” ungkap Ajid, salaseorang warga Babakan yang juga pedagang mie baso. (Budi S Ombik)
