Bandung. BEREDUKASI.Com — SECARA aklamasi Lingga Nugraha Sekretaris Depidar WKI Jawa Barat resmi terpilih menjadi “Nakhoda” baru Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) Wira Karya Indonesia (WKI) Jawa Barat untuk masa bakti 2020-2025.
Advokat muda dan Kuasa Hukum Pengadilan Pajak ini terpilih melalui Musyawarah Daerah V Depidar WKI Jawa Barat. Yang berlangsung di aula Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Jl. Maskumambang, Kota Bandung, Rabu, (22/10/2020).
Proses terpilihnya kurator dan pengurus serta kuasa hukum pengadilan pajak bidang perpajakan dan kepabeanan memimpin Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) kekaryaan ini. Terbilang menarik karena semula rapat pimpinan Depidar WKI Jawa Barat, hanya mengagendakan penyusunan rekomendasi terkait situasi terkini keorganisasian dan dinamika politik Jawa Barat. Namun, atas masukan dari para Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (Depicab) WKI Kabupaten dan Kota. Agenda rapat kemudian ditingkatkan, menjadi Musyawarah Daerah dan menghasilkan “Nakhoda” baru WKI untuk lima tahun ke depan.
“Ada tiga pertimbangan yang menjadikan Rapim ini ditingkatkan menjadi Musda. Pertama, masa bakti kepengurusan Depidar WKI Jawa Barat sudah habis per Maret lalu. Ke-Dua, peserta rapat menghendaki adanya peningkatan status Rapim menjadi Musda.
Dengan melihat peserta yang hadir, 15 dari 19 Depicab yang terdaftar di Depidar. Maka rapat menyepakati sudah kuorum untuk Musda. Ke-Tiga, pertimbangan pandemi Covid-19 yang menuntut adanya efisiensi waktu. Karena itu, forum sepakat melakukan percepatan Musda. Musda dipimpin presidium sidang dari unsur Depicab,” kata Wawan Dewanta, Ketua Depidar WKI Jawa Barat Masa Bakti 2015-2025.
Dalam sambutannya setelah ditetapkan sebagai Ketua terpilih, Lingga berjanji segera menjalankan amanat Rapim untuk menyusun kepengurusan lengkap dan menyelenggarakan Rapat Kerja selambatnya dalam enam bulan ke depan. Salasatu agenda prioritas yang diusung adalah menyelenggarakan Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Kader Bangsa.
“Wira Karya Indonesia ini merupakan “Kawah Candradimuka” kader bangsa. Saya akan terus berusaha menjadikan organisasi kepemudaan ini sebagai ruang menempa calon-calon Pemimpin, baik bidang politik sebagai Kader Wiratama, Bidang Pemerintahan sebagai Kader Wirapraja maupun Bidang Usaha sebagai Kader Wirausaha,” terang Lingga.
Lingga mengucapkan rasa terima kasih atas kepercayaan para Ketua Depicab yang telah mengamanatkan tugas dan tanggung jawab besar kepadanya.
Lebih lanjut Lingga menyatakan, “Rasa terima kasih teramat dalam untuk Kang Wawan Dewanta yang telah menjadi Pembimbing, selama lima tahun saya mendampingi beliau”.
Ke depan Lingga mengajak seluruh Kader Wira Karya untuk terus mengonsolidasikan kekuatan. Guna memenangkan kandidat Kepala Daerah yang diusung Partai Golkar.
Sebelumnya, Ketua Depidar Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Wilayah X Jawa Barat Yod Mintaraga, menegaskan Komitmen kesejarahan lahirnya SOKSI yang tidak bisa dipisahkan dari WKI.
“WKI merupakan “lumbung” kader bagi SOKSI dan Partai Golkar. Selama ini. WKI menjadi salasatu tulang punggung organisasi SOKSI di Jawa Barat,” jelas Yod Mintaraga.
“Saya ini mengawali karir sebagai Kader Wira Karya. Saya menjadi Ketua WKI di Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. Perjalanan ini yang kemudian mengantarkan saya menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), baik di Kota Bandung maupun Jawa Barat. Alhamdulillah, sembilan dari 16 Anggota Fraksi Partai Golkar di DPRD Jawa Barat adalah Kader SOKSI,” tegas Yod.
“Intinya adalah bagaimana WKI bisa lebih terkonsolidasikan, karena ini adalah awal dari segala yang kita lakukan di kemudian hari. Bersama-sama dengan WKI sebagai keluarga besar, saya berharap ke depan SOKSI bisa memberikan warna seperti jayanya zaman Pak Suhardiman atau Pak Ade Komarudin,” harap Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jawa Barat tersebut.
Di tempat yang sama, Sekretaris Depidar SOKSI Jawa Barat Yomanius Untung, menegaskan pentingnya Kaderisasi dalam organisasi kemasyarakat pemuda. Bagi Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar Jawa Barat ini, WKI harus menghasilkan kader bangsa dengan kualifikasi Pemimpin. Seorang Kader tidak bisa dilihat dari semata-mata seragam organisasi. Lebih dari itu, seorang Kader adalah ujung tombak organisasi.
Sebagai Kader Bangsa, sambung Untung, anggota WKI tidak perlu banyak dari sisi jumlah. Melainkan lebih kepada keungguan kualitas diri. Dengan begitu, seorang Kader bisa menjadi contoh atau panutan bagi masyarakat.
“Kita tidak perlu abring-abringan. Kita harus punya semangat satu Kader WKI sama dengan 100 massa. Saya tidak khawatir di sini sedikit karena kita ini adalah Kader. Bagaimana posisinya dalam politik….? Kita bukan bagian dari massa. Kita bagian dari Kader yang menggerakan massa. Banyak yang harus dilakukan, tapi kita terbatas. Karena itu, perlu skala prioritas. “Ulah ngarawu ku siku”. Melalui rapim ini kita merumuskan prioritas yang harus kita lakukan ke depan,” ungkap Untung.
Di bagian lain, Untung mengingatkan bahwa tantangan OKP saat ini tidak sama dengan 10 tahun ke belakang. Karena itu, Kader WKI harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. WKI harus menyesuaikan diri dengan generasi milenial yang saat ini mendominasi populasi Jawa Barat. Salasatunya dengan menjadikan WKI sebagai Wadah Bagi Generasi Digital. (Tesaf).