Tasikmalaya, BEREDUKASI.Com — JENIS musik yang satu ini bisa disebut sebagai “Musik Peradaban Modern”. Yakni memadukan Musik Tradisional atau peradaban lokal dengan kemajuan alat tekhnologi modern.
Ya…. Inilah jenis musik “KARINDING”….!
Perlengkapan yang digunakan untuk alat musik KARINDING ini, berasal dari perkampungan yang mudah didapat yaitu Bambu.
Kehadiran aliran Musik Tradisional ini muncul dan berkembang. Sejalan dengan “Revolusi” Musik di Nusantara. Hingga menambah kekayaan khasanah Budaya Bangsa.
Salasatu Sanggar Musik KARINDING yang kini tengah giat melakukan pencitraan adalah “Sanggar Seni Karinding Sunada.” Berdiri sejak tiga tahun lalu atau tepatnya tahun 2016.
Sanggar yang memiliki motto “Ngaheuyeuk Dayeuh Ngais Duduluran Jeung Gotong Royong” yang artinya Mengajak Warga Daerah Mengangkat Persaudaraan Serta Bekerjasama. Bertempat di Selaawi Paseh Kota Tasikmalaya.
“Para anggota Sunada semuanya, tokoh yang mencintai Seni Sunda,” ungkap Hilman. Ketua Sanggar Sunada dalam logat bahasa Sunda.
Dikatakan, Sunada berasal dari ungkapan berbahasa Sunda yang memiliki arti kebersamaan untuk merangkul semua kalangan yang memiliki jiwa Seni, membangun, melestarikan serta mengembangkan Seni Taradisional Sunda.
“Semua ini terangkum di Senada, Serasa dan Seirama,” kata Hilman.
Sejalan dengan pertumbuhan dan berkembangnya Sanggar Sunada selama kurun waktu tiga tahun. Telah melakukan pergelaran yang sangat seremonial yakni pada ajang Pesta Demokrasi Pemilihan Walikota/Wakil Walikota Tasikmalaya serta Ulang Tahun Koramil Kawalu.
“Dalam pergelaran ini, melibatkan semua Sanggar Seni yang ada di Kota Tasikmalaya,” kata sang Ketua Sanggar yang masih berumur 28 tahun ini.
Menyinggung masalah “budget” bagi Sanggar Karinding yang satu ini, bukanlah menjadi target. Akan tetapi yang menjadi incaran saat ini, merupakan pencitraan Sanggar.
“Dengan adanya undangan untuk pentas saja. Sudah merupakan kebahagiaan bagi Sanggar kami,” timpal Ajid salaseorang anggota dan pemain Karinding sanggar Sunada.
Para personil Karinding yakni Ajid, Eka dan Anwar. Sementara Vokal dipercayakan pada Dinda dan Anggi. Akustik dipegang oleh Asep dan Usman serta Bass dipegang oleh Hilman. Celempung dipercayakan pada Surya. Dan Digirido dipegang oleh Fajar serta Fanji. Kendang dipegang oleh Agus serta alat Kecrek oleh Akbar. (Budi S. Ombik)