Bandung, BEREDUKASI.Com — KOTA Bandung telah menggelar program Vaksinasi Covid-19 sejak Januari 2021 lalu. Sebanyak 28.117 orang Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) juga telah menerima suntikan tahap pertama vaksin Covid-19.
Dari jumlah 28.117 SDMK yang telah menjalani vaksinasi Covid-19 di Kota Bandung, hingga saat ini belum ditemukan Gejala KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang berdampak negatif pada tubuh.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Rosye Arosdiani. Ditemui disela kegiatan vaksinasi massal di Balai Kota Bandung, Selasa, (2/3/2021).
“Kita sudah menemukan 245 dengan KIPI tapi semuanya alhamdulillah KIPI Ringan. Contoh ada gatal, bengkak, pusing. Tapi alhamdulillah semuanya ringan tertangani dengan beristirahat 30 menit,” terang Rosye.
Sedangkan pada tahap dua vaksinasi Covid-19, Rosye, mencatat baru sebanyak 1.318 orang telah menerima suntikan dosis pertama. Mereka terdiri dari Pejabat Pelayanan Publik, Pedagang Pasar, Tokoh Agama, Akademisi dan Lansia.
“Kalau Pedagang yang di Pasar itu mencoba target 200 tapi yang datang 117 karena satu dan lain hal. Rasanya kita butuh strategi. Pasar kan, menunggu dan sendiri, jadi dia tidak bisa meninggalkan barang dagangannya,” terangnya.
Untuk itu, pihaknya akan kembali mengevaluasi dan memperbaiki strategi. Agar pelaksanaan Vaksinasi bagi Pedagang Pasar bisa berjalan sesuai target.
“Itu juga perlu kita perbaiki lagi strateginya, karena total waktu yang dibutuhkan dari datang sampai selesai itu sekitar 45 menit,” tuturnya.
“Karena “Screening” kita butuh beberapa menit untuk cek gula darah dan tensi. Kemudian administrasi pengecekan dilakukan penyuntikan dan sesudah penyuntikan dibutuhkan waktu 30 menit. Satu orang dibutuhkan waktu 40-45 menit untuk dilakukan vaksinasi,” imbuhnya.
Sementara untuk para Lansia, sebanyak 118.870 ribu orang ditargetkan akan menerima suntikan vaksin Covid-19 pada tahap kedua. Targetnya, selesai pada minggu kedua Juni 2021.
“Lansia kami masih berjalan, saat ini diseluruh Rumah Sakit dan Puskesmas data belum masuk semua,” tuturnya. (tan).