Bandung, BEREDUKASI.Com — KOMUNITAS Bela Indonesia (KBI) bekerjasama dengan Sekolah Damai Indonesia (SEKODI). Mengadakan Pelatihan Juru Bicara Pancasila hari Jum’at s/d Senin (7 s/d 10 Desember 2018) di Hotel Grand Asrilia Hotel Jl. Pelajar Pejuang 45 No.123, Bandung.
25 Provinsi yang disambangi untuk mengkampanyekan Pancasila dan kesadaran berbangsa. Agar Indonesia sebagai rumah bersama bisa terawat selamanya. Dan Bandung serta Banjarmasin, merupakan dua kota terakhir yang disambangi.
Perwakilan KBI Pusat, Elza Peldi Taher dalam sambutannya dalam acara Pembukaan Pelatihan Juru Bicara Pancasila. Mengungkapkan bahwa kegiatan ini diadakan untuk meneguhkan Ideologi Pancasila.
“Kegiatan ini sebagai perekat bangsa. Dan memang dengan kondisi sekarang, membuat banyak pihak prihatin. Ditambah dengan menguatnya sektarianisme dan politisasi agama yang membuktikan. Bahwa falsafah kebangsaan yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa sudah mulai tergerus,” ungkapnya.
Karena itu, KBI lahir yang merupakan buah dari keresahan, terhadap semakin tergerusnya ideologi bangsa yang beragam. Oleh ancaman penyeragaman dan munculnya ideologi alternatif yang berpotensi mengancam kesatuan NKRI.
40 peserta terpilih dari Bandung dan wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Akan mendapatkan materi menulis, berdebat, serta manajemen media sosial selama 4 hari intensif.
“Pelatihan Juru Bicara Pancasila ini, sebenarnya juga mengacu pada buku panduan yang telah dipersiapkan yakni buku berjudul “Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia” yang ditulis oleh Denny JA dan Tim. Buku ini adalah semacam panduan teoretis bagi masyarakat untuk memahami Pancasila. Dalam konteks kekinian yang pro terhadap hak asasi manusia dan sistem demokrasi modern,” ungkapnya.
Dalam pelatihan ini, KBI menggandeng Sekolah Damai Indonesia (SEKODI) Bandung sebagai partner lokal. SEKODI Bandung berasal dari inisisasi Sekolah Damai Indonesia yang didirikan para alumni School of Peace. Sekolah yang berdiri Februari 2018 ini mengusung nilai-nilai toleransi, keterlibatan bersama, serta transformasi sosial jangka panjang.
Pelatihan ini melibatkan berbagai elemen bangsa yang peduli pada penguatan keberagamaan dan kehidupan bangsa yang damai. Agar turut terlibat dan berkontribusi aktif dalam proses kampanye positif, baik di komunitasnya maupun di dunia maya.
Secara terpisah, Anick HT, Koordinator KBI, menjelaskan bahwa pengelolaan media sosial menjadi salasatu titik tekan penting dalam pelatihan ini. Seperti diketahui, saat ini ruang media sosial adalah ruang pertarungan yang sangat mempengaruhi opini publik.
“Sekarang ini orang baik harus berisik di media sosial,” ucapnya.
Selain itu KBI juga menyiapkan program lanjutan, agar alumni pelatihan juga melakukan kerja-kerja dan kampanye kebangsaan dalam bentuk aksi nyata. Sehingga pelatihan ini tak berhenti di ruangan saja, tetapi juga bisa aplikatif di lapangan. Bahkan diharapkan mampu menginspirasi orang lain untuk turut menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang damai. (Tiwi Kasavela)