Bandung, BEREDUKASI.Com — REFORMASI Indonesia yang disuarakan 20 tahun lalu, hingga kini dinilai masih belum memuaskan.
Gerakan sosial itu semula diharapkan, mampu memperbaiki kehidupan kebangsaan dan kenegaraan ke arah yang lebih baik. Ini pula yang menjadi kekecewaan sebagian kaum muda, terutama terhadap pemimpin yang tidak menepati janji.
Karena itu kaum muda diharapkan berpertisipasi aktif dalam memilih pemimpin, terutama pada Pilgub Jabar 27 Juni mendatang. Dengan demikian diharapkan
Pilgub Jabar, akan menjadi sarana untuk mengawal Reformasi Indonesia.
Hal itu dikemukakan Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat, pada acara “Electainment on Campus” yang diselenggarakan atas kerjasama KPU Jabar dengan 30 Perguruan Tinggi di Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Senin (30/4/18).
Menurut Yayat, harapan terhadap pemilih muda begitu tinggi karena jumlahnya lebih dari 50% dari total pemilih.
“Meski sebagian kaum muda kecewa dengan kondisi politik Nasional dan Regional. Namun kekecewaan tidak akan mengubah apapun tanpa partisipasi kaum muda,” ungkap Yayat sambil menambahkan tingkat partisipasi yang diharapkan dalam Pilgub Jabar mencapai 77%.
Sebenarnya, katanya, kekecewaan kaum muda bisa terobati jika pemilih muda, merasa berkepentingan terhadap negara. Sebagai instrumen yang paling efektif meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kaum muda juga harus percaya terhadap mekanisme pemilu sebagai instrumen demokrasi untuk melahirkan Pemimpin Berkualitas.
“Keterlibatan pemilih muda sangat penting, terutama untuk memilih pemimpin yang berkualitas,” sebut Yayat.
Kegiatan “Electainment on Campus” di UIN SGD dihadiri ratusan mahasiswa dan dosen. Kegiatan itu juga menghadirkan narasumber dari CEPP (Center for Election and Pilitical Party), Chusnul Mariyah. (Red)