FeaturedRagam

Sains dan Iptek: Sepenggal Cerita Perubahan Iklim dari Mer de Glace dan Puncak Jaya……!

0

Oleh : Iqbal Akbar.

Kontributor BEREDUKASI.Com di Berlin, Jerman.

Jerman, BEREDUKASI.Com — DITENGAH gegap gempita Pemilu 2019 yang sedang berlangsung di Indonesia, sedikit sekali pesan lingkungan hidup yang dilontarkan oleh kedua calon Presiden dan Wakil Presiden.

Padahal dampak perubahan iklim terasa sekali dalam Sosio-Ekonomi masyarakat sehari-hari. Misalkan perubahan intensitas hujan yang bisa menyebabkan rusaknya infrastruktur. Atau kemarau berkepanjangan yang bisa meningkatkan harga pangan.

Mer de Glace saat kunjungan penulis.

Komunitas Saintifik Internasional acap kali mengkomunikasi para pengambil kebijakan. Mengenai pentingnya inisiatif mencegah perubahan iklim.

Di awal tahun 2019, Penulis berkesempatan untuk mengunjungi kota Chamonix Mont Blanc Prancis. Tempat ini terkenal sebagai “Resor Ski” berkelas dunia. Dan berlokasi dekat dengan Mont Blanc yang merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian 4.810 meter di Pegunungan Alpen. Pegunungan ini adalah Gugusan Gunung dan Dataran Tinggi yang membentang Panjang dari Prancis ke Austria dengan lembah “Glasir Putih” yang bertebaran.

Ilustrasi Mer de Glace di awal abad 20 dari kartu pos. Sumber: UN Environment.

Mer de Glace adalah salasatu Lembah Glasir di pegunungan Alpen dan berada di bentang timur gunung Mont-Blanc. Dengan panjang 7,5 Km dan kedalaman es 200 meter, Mer de Glace menjadi salasatu Glasir terbesar di Eropa.

Seiring dengan waktu, Mer de Glace mengalami transformasi bentuk. Dimensi es yang semakin sedikit dan kedalaman yang semakin berkurang. Suhu yang semakin panas membuat Glasir di Mer de Glace meleleh dan akumulasi salju tiapnya tahunnya semakin berkurang.

Lalu bagaimana dengan Salju abadi di Puncak Jaya di Pegunungan Jayawijaya Irian Barat….?

Mont-Blanc.

Dengan ketinggian 4.884 meter, Puncak ini terkenal dengan Puncak Es Abadi di daerah kathulistiwa. Namun, observasi puluhan tahun oleh satelit NASA, memperlihatkan lapisan Glasir dan Salju yang mulai berkurang di Puncak Jaya. Suhu yang semakin panas disinyalir berkontribusi terhadap hilangnya lapisan es.

Kedua pegunungan, baik pegunungan Alpen maupun Jayawijaya, adalah dua dari bentang alam indah di atas ketinggian 4.000 meter.

Perubahan Puncak Jaya 1989 dan 2009. Sumber: NASA

Perubahan iklim telah mengubah wajah kedua pegunungan tersebut. Dalam waktu yang tidak lama, tentunya “Selimut Glasir” dan Salju bisa berkurang dan hilang, seiring dengan peningkatan suhu.

Walau sepetak pegunungan tersebut jauh letaknya dari perkotaan, masyarakat urban sangat rentan dengan perubahan iklim. Berkurangnya sumber air bersih, minimnya hasil Agrikultur, atau merebaknya penyakit ISPA adalah beberapa dampak perubahan iklim di wilayah urban. Sekarang saatnya kita semua bertindak. Saya peduli, apakah anda peduli…..?

admin

Komite Nasional Keuangan Syariah Mempersembahkan Indonesia Islamic Economy Festival 2019. “GAYA HIDUP HALAL DI ERA MILENNIAL”……..!

Previous article

Prajurit Topografi Senantiasa Memiliki Moralitas Tinggi, Tulus Dan Soliditas Yang Kuat…….!

Next article

You may also like

More in Featured