Bandung, BEREDUKASI.Com — BELAKANGAN ini di kalangan pendidikn santer berita tentang wacana penghapusan Ujian Nasional (UN).
Dan wacana ini disambut antusias Dinas Pendidikan Kota Bandung. Pasalnya masalah ini bisa mendorong para peserta didik menjadi pembelajar sejati.
“Anak-anak harus merdeka ketika belajar. Anak-anak bisa mengeksplor dirinya. Yang akhirnya belajar bukan untuk mengejar nilai ujian. Tetapi menggali potensi dan imajinasinya,” jelas Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra, beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim yang telah mengeluarkan kebijakan baru penyelenggaraan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN). Dan pada tahun 2020, akan diterapkan dengan ujian yang diselenggarakan hanya oleh pihak sekolah.
Ujian yang diselenggarakan oleh pihak sekolah ini. Dilakukan untuk menilai kompetensi siswa yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis atau bentuk penilaian lainnya yang lebih komprehensif. Seperti portofolio dan penugasan (tugas kelompok, karya tulis dan sebagainya).
Sedangkan mengenai UN, tahun 2020 merupakan pelaksanaan UN untuk terakhir kalinya. Penyelenggaraan UN tahun 2021 akan menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (Literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (Numerasi) dan Penguatan Pendidikan Karakter.
Cucu mengatakan, bagi Kota Bandung perubahan itu bukan hal yang mengejutkan. Sumber daya yang ada di Kota Bandung, akan sangat mendukung perubahan tersebut. Para guru di Kota Bandung, hanya tinggal diorientasikan mendukung proses belajar mengajar yang menyenangkan.
“Memang selama ini, Guru di Kota Bandung kaya inovasi. Semakin diberi ruang merdeka, maka hasilnya akan semakin maksimal,” kata Cucu.
“Kuncinya Guru merdeka. Profesional dan tidak terpaku pada aturan yang rigid. Guru menjadi disain pembelajaran yang ulung. Guru di :ota Bandung mampu melakukan itu,” tuturnya.
Namun menurut Cucu mengatakan, “Hal itu juga perlu dukungan dari Masyarakat, Khususnya orangtua siswa. Kecenderungan orientasi siswa yang akademik minded harus diubah”.
“Pendidikan bukan hanya tangung jawab Pemerintah dan Sekolah saja. Tetapi masyarakat juga yaitu orangtua siswa. Mohon ada bimbingan kepada anak-anaknya. Bahwa dalam belajar itu, bukan untuk mengejar hasil Ujian. Tetapi belajar menggali potensi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri,” pungkasnya. (Red).