Padang, BEREDUKASI.Com — DUNIA pendidikan di tanah air sangat merasakan dampak pandemi Covid-19. Termasuk mempengaruhi kegiatan akademik di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Alifah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Sederet pertemuan akademik dialihkan menjadi kegiatan Dalam Jaringan (Daring) atau Online. Begitu pula kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2020.
Pengaruh Covid-19 ini dilontarkan Ketua STIKes Alifah Padang, Dr (C) Ns Asmawati S Kep M Kep, saat membuka kegiatan PKKMB STIKes Alifah yang diikuti 220 Mahasiswa Baru (Maba). Secara Online dari kediamannya masing-masing, Senin (21/9/2020). Dan PKKMB berlangsung selama dua hari, Senin (21/9/2020) dan Selasa (22/9/2020).
Asmawati menjelaskan, kegiatan PKKMB di kampusnya dilaksanakan sesuai arahan Dikti yang sudah tertuang dalam panduan PKKMB 2020.
Pembukaan PKKMB di Stikes Alifah sendiri diisi berbagai materi. Sebut saja Pemateri Kepala Lembaga Layanan DIKTI Wilayah X (SumBar, RIAU, Kepri, Jambi) Prof Dr Herri MBA. Materi yang disampaikan Prof Herri seputar Pengenalan Sistem Pendidikan di Perguruan Tinggi.
Pemateri lainnya diisi Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Padang, dr Ferimulyani Hamid M Biomed. Kadinkes menyampaikan materi tentang Kebijakan Pemkot Padang dalam penanggulangan Covid-19 di Kota Padang.
Tidak hanya itu. PKKMB juga diisi pemateri lainnya, seperti Kanwil Kemenkumham Sumbar dan BPBD Kota Padang. Sementara pemateri internal kampus dari Ketua Yayasan Pendidikan Alifah Nur Ikhlas Padang, Ketua STIKES Alifah, Wakil Ketua I Bidang Akademik, Wakil Ketua II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, dosen dan alumni.
Dalam sambutannya, Asmawati mengingatkan Panitia dan Maba untuk melakukan Aksi Sosial Kepedulian Terhadap Lingkungan Sekitar. Dengan menanam pohon secara serentak di lingkungan rumah masing-masing.
“PKKMB yang dirancang secara matang oleh STIKes Alifah dapat dijadikan momentum bagi Maba. Untuk memperoleh informasi yang tepat mengenai Sistem Pendidikan di STIKes Alifah, baik bidang Akademik maupun Non-Akademik,” tandas Asmawati.
Sesuai panduan PKKMB 2020, kata Asmawati, PKKMB dapat menjadi penyadaran akan adanya hal-hal yang bisa menghambat Studi Maba.
“Termasuk dapat menghambat pencapaian tujuan Nasional. Misalnya masalah Radikalisme, Terorisme, Penyalahgunaan Narkoba, Kekerasan Seksual, Plagiarisme, Korupsi dan lainnya,” tambah Orang Nomor Satu di Kampus ini.
Bukan hanya itu. Menurut Asmawati, peningkatan rasa persatuan dan kesatuan dan cinta tanah air. Diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan PKKMB.
PKKMB juga menjadi ajang penyadaran pentingnya pemahaman tentang globalisasi dan Revolusi Industri 4.0 yang menuntut mahasiswa untuk menjadi orang-orang yang menghayati dan memiliki Literasi Data, Literasi Teknologi. Dan Literasi Kemanusiaan serta kesiapan untuk penguasaan kompetensi yang diperlukan di abad 21.
“Kompetensi-kompetensi itu, antara lain kemampuan berpikir Nalar Kreatif dan Kritis, Problem Solving, Terampil Berkomunikasi, Berkolaborasi, Memahami Bidang Kerja dan Pengembangan Karirnya. Serta pentingnya belajar sepanjang hayat,” papar Asmawati.
Asmawati menambahkan, PPKMB merupakan kegiatan yang dilaksanakan dan merupakan tanggung jawab Ketua STIKes.
“Tidak dibenarkan kegiatan sepenuhnya dibebankan kepada Peserta Didik Senior, tanpa ada proses pembimbingan dan pendampingan yang memadai,” tegasnya.
STIKes Alifah juga tidak membolehkan PKKMB berdasarkan interpretasi masing-masing. Sehingga terjadi penyimpangan.
Dan Asmawati mencontohkan, berbentuk aktivitas Perpeloncoan oleh Senior, Kekerasan Fisik dan atau Psikis yang bisa menimbulkan adanya korban jiwa.
“Kalau ini terjadi tentu saja dapat menimbulkan Kecemasan, Kekhawatiran dan Ketakutan bagi Maba. Orangtua dan masyarakat pada umumnya,” tandasnya.
Usai PKKMB, kegiatan mahasiswa akan dilanjutkan dengan perkuliahan secara Daring. Ada juga sejumlah kegiatan tatap muka, misalnya Praktik di Laboratorium tapi tetap menerapkan Protokol Lesehatan.
“Ini akan dilakukan jika angka Covid 19 sudah menurun,” tutup Asmawati. (DM).