Garut, BEREDUKASI.Com — GELARAN “Festival Permainan Rakyat dan Pertandingan Olahraga Tradisional tahun 2020”. Yang diadakan di Desa Wisata Dayeuh Manggung, Cilawu, Kabupaten Garut tanggal 17-19 November 2020. Telah mengukuhkan Kontingen Kabupaten Bandung Barat, sebagai Juara Umum.
Sebagai Juara Umum, KBB berhak memboyong Piala Bergilir Gubernur Jabar. Sementara itu gelar Juara Penampil pada Festival Permainan Rakyat (pintonan Ngabungbang) diraih oleh SMAN 2 Garut.
Kegiatan yang awalnya hanya diikuti peserta dari wilayah Garut ini, kini telah menjadi agenda tahunan yang diikuti beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
“Sejak tahun 2019, kami meningkatkan ruang lingkup peserta Festival Permainan Rakyat dan Pertandingan Olahraga tradisional ini, menjadi tingkat Jawa Barat,” ujar Irno Sukarno, sebagai ketua pelaksana kegiatan yang dari Komunitas Anggota Masyarakat Peduli (Kamp) Garut.
Kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari tiga OPK (Objek Pemajuan Kebudayaan) yaitu Permainan Rakyat, Olahraga Tradisional dan Bahasa (Sunda).
“Festival Permainan Rakyat dan Pertandingan Olahraga Tradisional 2020” Tingkat Jawa Barat kali ini. Terbagi menjadi Dua Kategori Peserta, yakni peserta tingkat SMP Sederajat, untuk Kategori Pertandingan Olahraga Tradisional serta tingkat SMA untuk Kategori Permainan Rakyat.
Sejumlah Permainan dan Olahraga Tradisional ditampilkan pada kesempatan kali ini. Beberapa dari Mata Lomba tersebut memang sudah jarang dimainkan anak-anak di era Teknologi Digital sekarang ini.
Para peserta saling Berlomba untuk menjadi yang Terbaik dalam Lomba Hadang, Engrang Ketapel, Lari Balok, Engrang Batok, Gelindingan, Balap Karung dan Terompah Panjang.
Selain sebagai lomba, kegiatan ini juga bertujuan untuk Melestarikan Permainan dan Olahraga Tradisional yang mulai terkikis oleh kemajuan teknologi.
“Kita ingin apa yang sudah kita ketahui, kita terima sebagai Warisan Budaya leluhur bisa diteruskan kepada anak cucu kita. Saya dalam kegiatan ini mewariskan apa yang saya tahu, mengenai Permainan Rakyat dan Olahraga Pertandingan Tradisional kepada anak-anak muda,” jelas Irno.
Irno menambahkan, “Setidaknya selama tiga hari ini kita ingin mengajak para peserta, khususnya pemain yang terlibat. Sejenak melupakan gadget. Coba kita lihat tingkat penggunaan gadget dalam tiga hari ini, bagaimana mereka menggunakan gadget, untuk apa…..?”.
Dengan tingkat antusiasme masyarakat yang tinggi, Irno optimis kejayaan Olahraga dan Permainan Tradisional dapat bangkit lagi. Namun Irno mengungkapkan kekhawatirannya menyoal dukungan dan fasilitas dari Pemerintah dalam keberlanjutan Program Pelestarian ini.
“Balik lagi kepada Pemerintah sebagai Fasilitator dan Regulator. Ini mau diapakan….? Aturannya sudah jelas, ada undang-undang pemajuan kebudayaan. Di tingkat Kota/Kabupaten ada PPKD (Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah). Ada strateginya bagaimana menjalankan 10 Objek pemajuan kebudayaan tersebut, tetapi jika tidak ditindaklanjuti dengan program, tidak didukung keberpihakan anggaran sama saja bohong,” tegas Irno. (Buce Wiriaatmadja).