FeaturedPendidikan

Disdik Jabar Akan Jadikan Pendidikan Antikorupsi, Mata Pelajaran di Sekolah

0

Kadisdik JabarDedi Supandi mengatakan, isu antikorupsi menjadi salasatu yang dibahas di Group of Twenty (G20) Indonesia 2022. Dia menilai momentum G20 dapat menjadi Gong dalam implementasi pemberantasan Korupsi, agar dunia mengetahui keseriusan Indonesia memberantas Praktik Korupsi. Sehingga G20 ini, bisa jadi momentum bersama untuk berkomitmen memberantas Korupsi Global. Untuk itu, Dedi mengaku membuat Gerakan Antikorupsi sejak dini, melalui Pendidikan Antikorupsi sebagai Pendidikan Karakter di Jabar.

BANDUNG, BEREDUKASI.COM — Gerakan dan upaya mencegah tindak pidana Korupsi terus dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Salasatu upaya pencegehan tersebut dengan memberikan pendidikan anti korupsi kepada para pelajar. Terutama untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi, Rabu, 9 Maret 2022.

Dedi mengatakan, isu antikorupsi menjadi salasatu yang dibahas di Group of Twenty (G20) Indonesia 2022. Dia menilai momentum G20 dapat menjadi ‘Gong’ dalam implementasi pemberantasan Korupsi, agar dunia mengetahui keseriusan Indonesia memberantas Praktik Korupsi.

Sehingga G20 ini bisa jadi momentum bersama untuk berkomitmen memberantas Korupsi Global. Untuk itu, Dedi mengaku membuat gerakan Antikorupsi sejak dini melalui Pendidikan Antikorupsi sebagai pendidikan karakter di Jabar.

‘Karakter adalah Watak, Perilaku, dan Budi Pekerti yang menjadi Ruh dalam Pendidikan,’ terangnya.

Menurutnya, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bisa dilakukan melalui Harmonisasi Olah Hati atau lebih dikenal dengan Beretika, Olah Rasa atau Estetika dan Olah Pikir melalui Literasi serta Olahraga.

‘Melalui Harmonisasi Olah Hati, Olah Rasa, Olah Pikir dan Olahraga kita berharap. Bisa mengubah sosok pribadi bangsa Indonesia dalam cara berpikir, cara bertindak, dan berperilaku menjadi lebih baik dan berintegritas,’ bebernya.

‘Penguatan Pendidikan Karakter di Jabar, dikembangkan melalui pembiasaan nilai-nilai karakter Kearifan Lokal dalam Program Jabar Masagi,’ imbuhnya.

Dia menjelaskan, kata Masagi merupakan Filosofi Masyarakat Jabar yang berarti manusia utuh, baik dari segi Rasa, Karsa, Raga, maupun Cipta atau Manusia yang Surti, Harti, Bukti dan Bakti.

‘Kata-kata itu bisa membentuk titik hubung satu sama lain. Membentuk bujur sangkar dengan sisi yang sama dan sebangun. Istilahnya Masagi, Utuh, Holistic,’ paparnya.

‘Gambaran manusia utuh atau Masagi yang menurut Budaya masyarakat Jabar adalah manusia yang Bagja atau Bahagia,’ sambungnya.

Dia menuturkan, kabagjaan diharapkan dapat tumbuh dan berkembang di semua satuan Pendidikan khususnya yang ada di wilayah Provinsi Jabar.

‘Kabagjaan akan melahirkan Profil Pelajar Jabar yang memiliki karakter berpikir positif atau kepositifan, kekerabatan dalam relasi sosial, ketercapaian, kekuatan kompetensi, kebermaknaan, keterlibatan dalam setiap aktivitas. Dan ketahanan mental dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan,’ tuturnya.

Sebagai panduan bagi Peserta Didik, Dedi mengaku, pihaknya telah membuat Modul yang ke depan bakal masuk dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) 2022.

‘Modul Inseri ini berisi pendidikan Antikorupsi dan merupakan bagian untuk pembiasaan Karakter Kearifan Lokal bagi Peserta Didik,’ jelasnya.

Dia juga mengaku, jika Modul tersebut bakal digunakan di Semua Sekolah jenjang SMA/SMK dan SLB di Jabar. Terlebih, lanjutnya, saat ini sudah ada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 60 tahun 2019 tentang Pendidikan Antikorupsi pada Satuan Pendidikan. (Red).

admin

LABKUM Pers, Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan dan Wartawati di Karawang

Previous article

Madeena Berharap Aliando Syarief Sembuh, Biar Bisa Nyanyi Duet

Next article

You may also like

More in Featured