TRENGGALEK, BEREDUKASI.Com — PEMUDA ini lahir di Trenggalek, Kabupaten kecil di pesisir selatan Jawa Timur. Pada tgk 24 Mei 1994, ya…inilah Agung Mustofa atau Agung.
Agung sekarang ini, tengah merajut impian dan beraktifitas dengan semua hobi yang dia geluti.
Agung sendiri merupakan “Kakang Trenggalek 2016” Top Ten Duta Mahasiswa Generasi Berencana Jawa timur 2014 dan Finalis Duta Wisata Raka Raki Jawa Timur 2018.
Kini ia juga tengah aktif menjadi Pembina Pramuka di beberapa Sekolah Negeri dan Swasta, Escort Pariwisata, Trainer Outbound, Ketua Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka Trenggalek, Sekertaris Purna Prakarya Muda Indonesia Cabang Trenggalek dan Ketua Ikatan Satuan Generasi Berencana Kabupaten Trenggalek.
“Hobi saya dari kecil adalah berkemah, Pramuka. Meski hingga kini Pramuka lebih cenderung, dikenal hanya berisi tepuk tangan dan bernyanyi. Pada kenyataanya, banyak hal positif yang didapatkan. Dalam pramuka, anggotanya wajib mengamalkam Trisatya dan Dasa Darma Pramuka,” ulasnya penuh semangat.
Mahasiswa semester akhir di STKIP PGRI Tulungagung Jurusan Pendidikan Ekonomi ini. Berharap bahwa semakin kedepan, semakin banyak Pemuda yang peduli dengan Kebudayaan Indonesia. Lebih meningkatkan toleransi dan terus berkarya untuk Negeri ini.
Lantas apa upaya rencana Agung kedepan….?
“Saya ingin menjadi petani dan Wirausahawan yanh sukses,” jawanya serius.
Pemilik dari motto “Menebar Kebaikan Kepada Semua Makhluk Tuhan” ini. Juga mengatakan bahwa ia percaya, bahwa Tuhan menciptakan manusia karena tujuan tertentu. Hanya saja jalan menuju tujuan itu, kita diberi kebebasan untuk menentukan, mau memilih jalan yang mana…!
“Ah… iya saya juga terinspirasi dari Sujiwo Tejo, karena beliau adalah seorang dalang, penyanyi, pencipta lagu, pemain musik dan penari. Dan keren sekali, karena menjadi seniman yang serba bisa. Saya juga suka dengan Cak Nun, setiap argumen beliau senantiasa berdasar dan tidak bertele-tele. Mereka berdua adalah seniman multitalenta. Hebat, saya ingin bisa seperti mereka,” cerita Agung.
Agung juga menambahkan, bahwa ia selalu mendapatkan semangat dari kedua orang tuanya. Karena Mereka adalah orang yang paling berpengaruh dalam hidupnya. Mulai dari penerapan disiplin dan tanggungjawab, dalam kehidupan yang ditanamkan sejak kecil di lingkungan masyarakat pedesaan yang tentram.
“Hidup adalah pengabdian. Saya yakin setiap manusia dianugerahi kegagalan dan keberhasilan. Dengan porsi yang sama. Begitu pun dengan saya. Jadi ketika saya gagal, artinya jumlah kegagalan saya berkurang. Sebab itu saya harus tetap bersemangat,” tutur sulung dari 2 bersaudara ini. (Tiwi Kasavela)