BANDUNG, BEREDUKASI.COM — SEBANYAK 1.500 siswa se-Bandung Raya menghadiri Ceramah Kebangsaan di Youth Centre Sport Arcamanik, Kota Bandung, Kamis, 4 Agustus 2022.
Ceramah Kebangsaan ini menghadirkan Gus Miftah dan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil sebagai narasumber. Kegiatan tersebut diikuti 3.000 siswa dan guru yang hadir secara virtual.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dedi Supandi menjelaskan, kegiatan ini bertujuan menumbuhkan karakter Pancasila siswa.
“Harapan kita, anak didik sebagai generasi Z ke depan menjadikan tren kebangsaan sebagai tren kehidupan yang dibuat menjadi tagline hari-hari dengan nama tujuh harkat,” tuturnya.
Tujuh harkat tersebut, jelas Kadisdik, yaitu Senin bercerita tentang (Wawasan Kebangsaan), Selasa (Wawasan Global), Rabu (literasi dan lingkungan hidup), Kamis (Wawasan Lokal), Jumat (Sehat Jiwa Raga), Sabtu (Rumahku Istanaku) dan Minggu (Sosial-Kemanusiaan).
Selain itu, Kadisdik pun merilis program pembagian bendera merah putih kepada siswa menjelang HUT ke-77 RI. “Akan ada pembagian 10 juta bendera merah putih di bulan Agustus. Gerakan nasional ini dilakukan Kesbangpol dengan target Jabar sebanyak 2,5 juta,” ungkapnya.
Setelah meluncurkan Kurikulum Antiradikalisme, lanjut Kadisdik, pihaknya akan segera memperbanyak sekolah toleransi di berbagai wilayah di Jabar.
“Pada April lalu, sekolah toleransi sudah di-launching di Depok. Target semua sekolah negeri menjadi target awal . Akan ada satu SMA, SMK, dan SLB di tiap KCD sebagai pionir sekolah toleransi,” terangnya.
Ke depan, tambahnya, tindak lanjut kegiatan ini akan dibuat forum grup diskusi oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MPGP) PKN untuk mendapat masukan mengenai program-program kebangsaan.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil pun berharap kegiatan tersebut menjadi penguat agar bangsa Indonesia hari ini jauh dari pertengkaran. Selalu jadi negara yang damai dan toleran melaui diskusi-diskusi seperti ini.
“Ceramah Kebangsaan ini nantinya akan berlangsung di 5 wilayah Jabar, dengan target siswa yang memang masih muda dan rentan asupan-asupan informasi dari media sosial atau lingkungan yang melemahkan wawasan kebangsaan,” tutupnya. (***).