CIREBON, BEREDUKASI.COM — DALAM rangka memperingati Hari Ibu pada 22 Desember 2021, HaloPuan, lembaga sosial Puan Maharani, menggelar Gerakan Melawan Stunting di ‘Kota Udang’ Cirebon. HaloPuan secara khusus melakukan kegiatan ini di Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi.
Angka kejadian stunting, atau kasus gagal tumbuh akibat gizi buruk kronis, di Kota Cirebon berada di bawah angka rata-rata nasional sekitar 27 persen, yakni 13 persen. Tapi, sejumlah kelurahan termasuk Karyamulya masih memiliki angka stunting di atas angka rata-rata Kota Cirebon.
Dengan bergotong royong bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Karyamulya dan DPC PDI Perjuangan Kota Cirebon. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 150 warga, yang terdiri dari Calon Pengantin, Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Kader-kader Posyandu Se-Karyamulya. Mereka adalah elemen masyarakat yang menjadi Garda Terdepan dalam melawan Stunting.
Itu karena dalam melawan stunting, periode 1000 hari pertama kehidupan, yakni 9 bulan masa kehamilan dan 2 tahun masa pertumbuhan anak, adalah masa yang sangat penting. Pada masa inilah terjadi perkembangan otak yang sangat pesat. Melewati periode ini, anak Stunting akan sulit diperbaiki.
Stunting menjadi perhatian Puan Maharani melalui HaloPuan karena stunting tak hanya menyangkut tinggi-pendek tubuh seorang anak. Tetapi juga berdampak besar pada perkembangan otak anak. Jika tak dilawan sejak awal, stunting akan mempengaruhi kemampuan anak belajar di sekolah dan bekerja saat dewasa nanti.
‘Anak-anak stunting itulah yang 24 tahun mendatang akan menjadi populasi usia produktif. Alhasil, cita-cita Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia akan memperoleh bonus demografi, bisa gagal jika kita tak segera melawan stunting sejak sekarang,’ ujar Koordinator Relawan HaloPuan, Poppy Astari.
Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, sekaligus anggota DPR RI Dapil Jabar VIII, Ono Surono mengatakan nasib bangsa di masa depan ada di tangan kaum muda. Karena itu, pendidikan dan sosialisasi pencegahan Stunting amat penting bagi kaum muda.
‘Sebagai anggota DPR, saya punya Pimpinan seorang ibu dan Ibu Puan terus menerus menyampaikan dalam setiap rapat fraksi. Agar setiap anggota turun di tengah masyarakat untuk menyosialisasikan pencegahan Stunting,’ kata Ono.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Cirebon, sekaligus Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Fitria Pamungkaswati menyatakan, meskipun angka Stunting di Kota Cirebon. Lebih rendah daripada angka rata-rata Nasional, Warga dan Pemerintah tetap harus waspada. Karena itu, Pendidikan Gizi dan Stunting merupakan kewajiban bagi Anak-anak remaja Calon Pengantin. Agar mempersiapkan diri dengan asupan gizi seimbang dan pengetahuan terkait pola asuh.
‘Inilah alasan Pimpinan kami, terutama Ibu Puan sangat peduli dengan sosialisasi melawan Stunting,’ ujar Fitria.
Dalam kegiatan ini, HaloPuan juga datang dengan membawa gagasan memanfaatkan Bubuk Daun Kelor sebagai salasatu makanan tambahan Super bagi Balita dan Kaum Ibu. Dalam kegiatan ini, HaloPuan membagikan 400 Gram Bubuk Daun Kelor kepada setiap warga, peserta selain paket makanan tambahan lainnya. HaloPuan juga menyerahkan Bibit Kelor kepada 23 Posyandu di Karyamulya.
Poppy menjelaskan bahwa badan kesehatan dunia WHO telah merekomendasikan Bubuk Daun Kelor sebagai Asupan Super untuk mengatasi Malnutrisi di seluruh dunia. Karena kandungan mikronutrisinya yang kaya. Kelor juga tanaman yang mudah tumbuh di tanah Nusantara. Berdasarkan berbagai Penelitian, Bubuk Daun Kelor sudah terbukti mampu menyeimbangkan Gizi di dalam tubuh manusia.
‘Di Flores Timur, Bupati Antonius Hadjon yang juga kader PDI Perjuangan. Berhasil menurunkan angka Stunting dari 40 persen hingga 20 persen dengan menjadikan Bubuk Daun Kelor sebagai Asupan tambahan di Posyandu-posyandu,’ papar Poppy. (Rel/Byl)