TASIKMALAYA, BEREDUKASI.COM — SEPULANG menimba ilmu di negeri orang selama delapan tahun, saat kembali ke pangkuan ibu pertiwi ditemukan ‘Mutiara’ anak bangsa memiliki Talenta yang belum tergali. Ini didasarkan dari fakta, banyak pelajar menguasai bahasa asing, namun malu untuk menunjukan kemampuannya di depan Publik.
‘Rasa malu-malu kucing inilah yang kemudian menjadi momok bagi perkembangan individu yang memiliki kelebihan diatas rata,’ kata Dr. Abur Mustikawanto, M.Ed Kepala KCD XII, saat berbincang sejenak disela-sela kunjungan kerjanya ke SMAN 1 Tasikmalaya, Jumat, 29 Oktober 2021.
Maka lahirlah Game dengan nama C12 Speak Up. Tujuannya adalah mewadahi siswa l-siswi sekolah di KCD XII Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Yang sebelumnya memiliki rasa malu untuk ‘Brave to Say Something in English’,
berani bicara mengunakan bahasa Inggris di depan Bule (Orang Asing) untuk menyapanya.
‘Anak anak milineal kan, berani. Nah, saya bikin wadahnya dengan nama C12 Speak Up bagi siswa- siswinya. Untuk para Guru wadahnya adalah Teacher Cheater,’ cetus Abur.
Bukan hanya untuk Guru Bahasa Inggris saja. Tapi didalammnya, tambah Abur, ada Guru Fisika, Guru Matematik, Guru IPS serta Guru lainnya bisa berkumpul di wadah ini.
Jadi dalam sesi Game, sesi satu jam atau dua jam yang dikemas dalam bentuk Diskusi ini, kata Abur, dia harus menggunakan bahasa Inggris.
‘Tetapi disini punya keringanan, kalau stack atau bingung mengucapkan salasatu kata bisa campur sari,’ cetusnya.
Misalkan, katanya lagi, I want to drink air putih apa bahasa Inggrisnya, ya ?. Terus bingung. Nah jalan pintas termudahnya adalah I want to drink aqua. Itu tidak apa-apa. Jadi campursari namanya,’ jelas pria Sang Pencetus Dde ‘C12 Speak Up’.
Disebutkannya, saat mengawali tugasnya di KCD XII, diterapkanlah Game tersebut di sekolah-sekolah dengan sistem Daring.
‘Dulu di SMAN 1, hadir tiga orang di zoom meeting. Nah setelah berkali-kali kita adakan C12 Speak Up. Diundanglah sekolah lain, untuk mengikuti dan mengirimkan perwakilannya,’ imbuhnya lagi.
Disebutkan, mereka mengikuti secara Online dengan mewajibkan membawa topik yang berbeda untuk dipersentasikan.
‘Sebagai contoh topiknya adalah makanan tradisional. This is cireng..How to made in cireng ? Disitulah terjadi dialog, diskusi dalam bahasa Inggris dengan peserta sekolah berbeda,’ jelasnya.
Ditambahkan, makin banyak peserta makin bagus karena ini akan mendorong siswa-siswi supaya makin berani bicara bahasa Inggris di ruang terbuka.
‘Diharapkan siswa-siswi tidak lagi merasa malu untuk bicara bahasa Inggris jika diluar sana berpapasan dengan orang bule,’ cetusnya.
Game permainan ini, kata Abur, sudah dilakukan di tingkat Provinsi Jabar. Dengan nama ‘Jabar Teacher’ dan terbukti berhasil.
‘Nah sekarang saya tuangkan di KCD XII, sebagai ruang lingkup kerja dimana saya bertugas,’ pungkasnya. (Ombik).