Bandung, BEREDUKASI.Com — PADA hari Rabu (9/5/18), Pusat Pembelajaran Keluarga atau PUSPAGA.
Kembali melaksanakan Sosialisasi di Jl. Srimolek no.6A Bandung. Semenjak diresmikan, 27 April 2018 oleh Dedi Supandi, Kepala Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat atas nama Walikota Bandung.
Keberadaanya terus disosialisasikan, melalui berbagai forum seperti PLI-PPA. Kemudian pertemuan dengan HIMPAUDI, PKK, KPA dan masih banyak lagi.
Iip Saripudin Asput, Kasi Pemenuhan Hak Anak, Bidang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak DP3APM kota Bandung. Menjelaskan, bahwa PUSPAGA tidak hanya menunggu klain. Tetapi menjemput klain. Misalnya “Outrech” ke Yayasan Tunas Melati Ciwastra, Forum Anak Rancasari, dan sekolah TK dan PAUD di sekitar lingkungan PUSPAGA. Serta ke berbagai radio, salasatunya radio Sonata FM Bandung.
“PUSPAGA hadir untuk menjawab berbagai persoalan yang menyangkut masalah anak. Sebagai kelompok yang rentan akhir-akhir ini, menunjukkan prevalensi kekerasan terhadap anak cukup mengkhawatirkan. Dengan kehadiran PUSPAGA di tengah masyarakat ini. Diharapkan dapat mengurangi kekerasan. Karena umumnya diskriminasi dilakukan oleh orang terdekat, seperti orang tua kandung, ayah atau ibu tiri, kerabat, guru, bahkan teman sebaya,” tutur lip.
Sebab itu PUSPAGA adalah salasatu sarana untuk mengembangkan Pendidikan yang selama ini belum tersentuh oleh dunia pendidikan formal. Misalnya pembelajaran bagi keluarga yang dilakukan secara stimulan, baik kepada kedua orang ltuanya ataupun kepada anak anaknya.
Karena pembangunan yang total adalah pembangunan manusia seutuhnya. Dan seluruh masyarakat yang mencangkup semua dimensi dan aspek kehidupan, termasuk menjamin hak anak untuk hidup dan berkembang. Sesuai harkat dan martabat manusia.
“Tidak semua keluarga mampu menjalani kehidupan yang ideal. Banyak keluarga yang tidak mampu, mengasuh dan melindungi anak sesuai yang diamanatkan dalam konvensi hak anak dan agama. Hal ini dapat dilihat dari pengasuhan anak yang disertai kekerasan baik fisik, mental, seksual maupun penelantaran,” papar Iip.
Lewat PUSPAGA yang dibuka untuk umum dan gratis. Tentunya memiliki harapan, agar seluruh orangtua, anak, wali, calon orangtua. Dapat memanfaatkan kehadiran PUSPAGA, ditengah masyarakat dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas kehidupan menuju keluarga sejahtera, keluarga harmonis, keluarga harapan dan keluarga yang berkualitas.
“Kami memiliki moto “MELANI TKD” yaitu melayani dengan hati dan ilmu, tanpa kekerasan dan diskriminasi. Dengan mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak, kelangsungan hidup, mudah diakses dengan sarana yang penuh warna dengan layanan aman juga menyenangkan,” tandas Iip siang itu. (Tiwi Kasavela)