Bandung, BEREDUKASI.Com – PEDAGANG Kaki Lima (PKL) Cicadas, menyambut positif konsep penataan yang digulirkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Para PKL menilai konsep yang bertujuan untuk menjadikan Destinasi Wisata baru ini, dapat mengakomodasi kebutuhan mereka.
Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana berharap, terjadi pemahaman bersama antara Pemkot Bandung dengan para PKL Cicadas. Karena selain menata pedagang, konsep yang bernama “Cicadas Market” ini, bertujuan meningkatkan image kawasan tersebut yang ujungnya pada konsep “Shoping Street”.
“Mereka meminta waktu dua sampai tiga hari untuk mendiskusikannya. Teman-teman yang hadir hari ini kan perlu waktu juga menjelaskan kepada yang lainnya. Mudah-mudahan ada kesepemahaman,” ungkap Ketua Satgasus PKL tersebut usai menerima Persatuan PKL Cicadas di Balai Kota, Jl. Wastukancana, Kota Bandung, beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya, setelah mensurvei ke lokasi tempat berjualan, terdapat sebanyak 602 PKL di koridor Jl. Tekstil sampai Jl. Cikutra sepanjang 500 meter dan memakan kiri dan kanan trotoar. Ke depan mereka akan dikondisikan berada di satu sisi saja di tepi trotoar. Namun tetap dapat mengakomodasi PKL sebanyak itu.
Lebih lanjut, Yana menjelaskan, tenda yang digunakan berbahan polyester dan membelakangi Jalan Raya. Serta tampak hijau dari Jalan Raya yang rencananya akan dibuatkan juga Taman Vertikal. Pencahayaan dikondisikan baik, dengan ketinggian lebih tinggi dari rata-rata orang dewasa. Taman Vertikal itu, sekaligus menjadi pembatas bagi polusi dari Jalan Raya.
“Tidak ada penambahan panjang, tetapi dapat menampung 602 pedagang. Lebar trotoar tersempit itu kan 3 meter dan terluas sekitar 5 meter. Nantinya yang digunakan untuk PKL sekitar 1,5 meter. Dengan demikian pedagang nyaman, pembeli nyaman, pejalan kaki nyaman dan pemilik toko eksisting pun nyaman,” bebernya.
Di trotoar sepanjang itu, lanjut Wakil Wali Kota, rencananya akan terbagi lima koridor. Setiap koridor bertematik sesuai dengan dagangan PKL. Meskipun begitu, selain tetap mengusung semangat relokasi. Yana pun mendorong PKL naik kelas. Misalkan sekarang berjualan aksesoris ke depan dengan banyak pelatihan bisa sampai mempunyai toko sendiri.
“Syukur-syukur dari 602 PKL ini didorong dengan pelatihan dari pemerintah dan mereka bisa naik kelas, skala usahanya naik,” sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Persatuan PKL Cicadas, Suherman, mengakui memerlukan proses adaptasi jika pada saatnya nanti ditata. Contohnya ketika barang-barang dagangannya harus dibawa pulang tidak disimpan seluruhnya di tenda, tidak seperti sekarang.
“Pada prinsipnya kami menerima. Namun akan mendiskusikan lagi dengan teman-teman pedagang lainnya. Kemarin juga setelah Wakil Wali Kota ke sana kami berdiskusi,” katanya. (Red)